Kamis, 12 Maret 2015

Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Sawah Di Kebun Percobaan Mojosari (Bptp) Jawa Timur





LAPORAN MAGANG/KULIAH KERJA PROFESI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merrill) BERDAYA HASIL TINGGI PADA LAHAN SAWAH DI KEBUN PERCOBAAN MOJOSARI (BPTP) JAWA TIMUR
 

Oleh:
AMRAN FASAB JAMIL ASAR IMANG
NIM.1104062007







KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kegiatan Magang Kerja Mahasiswa adalah salah satu Matakuliah berupa kegiatan akademik yang pelaksanaannya dilakukan di luar kampus. Magang merupakan salah satu mata kuliah prasyarat dalam menyelasaikan Program S1 Agroteknologi Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kegiatan magang, diharapkan dapat menambah wawasan dan melatih ketanggapan mahasiswa dalam mencermati masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Keilmuan yang dimiliki mahasiswa diharapkan dapat diaplikasikan dalam rangka mencari solusinya, sehingga dapat menambah pengalaman mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa yang telah menjalani kegiatan magang diharapkan memiliki bekal dan pengalaman untuk menghadapi fakta dunia kerja yang terdapat di masyarakat pada kondisi yang sebenarnya.
Kebun Percobaan Mojosari merupakan salah satu instasi kerja dilingkup BPTP Jawa Timur yang fokus pada penelitian, penyediaan benih, pengembangan dan pelestarian pangan hortikultura. Penelitian yang dilaksanakan tidak terlepas dari prinsipi-prinsip pertanian, sehingga dalam penyelengaraan pendidikan tinggi bagi mahasiswa pertanian, KP Mojosari merupakan lembaga yang tepat untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa melalui kegiatan magang. Ada beberapa varietas komoditas utama di KP Mojosari yang merupakan mandat dari pemerintah antara lain adalah kedelai, padi, dan jagung.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Kebutuhan kedelai di Indonesia cukup tinggi yang menyebabkan permintaan terhadap produksi kedelai meningkat pesat seiring dengan bertumbuhnya industri yang memerlukan bahan baku kedelai. Dilain pihak, produksi kedelai dalam negeri baik melalui perluasan tanaman maupun peningkatan produktivitas tanaman belum dapat mengimbangi pertumbuhan.
Budidaya kedelai di Indonesia yang ada di lahan sawah setelah padi menempati areal cukup luas (58%) dan memberikan sumbangan terbesar terhadap pemenuhan kebutuhan kedelai nasioal. Permintaan kedelai nasional terus meningkat setiap tahun, yaitu 750 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 2.333 juta ton tahun 1990 dan permintaan tahun 2005 diperkirakan mencapai 6.110 juta ton. Permintaan akan kedelai diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2018 (Darman, dkk.2002). Besarnya permintaan kedelai ini belum dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan produksi dalam negeri, sehingga harus mengimport dari luar negeri. Oleh karena itu, upaya peningkatan produksi kedelai baik dengan cara intensifikasi dan ektensifikasi harus terus dilakukan, untuk mengurangi ketergantungan pada kedelai import.
Saat ini banyak varietas kedelai unggul hasil pemuliaan yang dilepas untuk dikembangkan. Diantara varietas unggul baru tersebut adalah Argumulyo dan Anjasmoro. Namun umumnya stabilitas hasil dari suatu varietas baru sangat bervariasi, hal ini karena proses terbentuknya suatu varietas baru relatif singkat, yaitu perlakuan pengkajian lapang/uji multilokasi galur oleh seorang pemulia untuk tanaman semusim hanya 20 kali, yakni 10 kali pada musim hujan dan 10 kali pada musim kering.
Sementara varietas kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu menunjukan keunggulan yang sama di daerah lain, karena faktor perbedaan iklim, topografi dan cara tanam, sebagaimana kita ketahui bahwa di Indonesia agroekologinya sangat beragam. Maka untuk mengetahui keunggulan dan adaptasi varietas baru terhadap lingkungan, serta mendapatkan informasi varietas yang produktifitasnya tinggi, dan sebagai bahan rekomendasi varietas spesifik lokasi, maka perlu dilakukan penelitian uji potensi hasil beberapa varietas unggul baru tanaman kedelai.
Berdasarkan kegiatan pengujian dan pengamatan yang dilakukan tentang keragaman agronomis varietas unggul baru kedelai, bahwa daya hasil kedelai varietas Anjasmara yang paling tinggi dibandingkan varietas unggul Argomulyo, meskipun varietas unggul Argomulyo umur panennya lebih cepat. Untuk meningkatkan hasil kedelai maka perlu pengembangan tekhnik budidaya serta berbagai jenis baru yang perlu diuji kualitas dan hasilnya. Dengan melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukannya uji daya hasil beberapa varietas kedelai berdaya hasil tinggi di lahan sawah di Kebun Percobaan Mojosari (BPTP) Jawa Timur untuk mengetahui hasil panen dan kualitas kedelai yang baik.

2. Alasan Pemilihan Objek Magang
            Kebun Percobaan Mojosari dipilih sebagai tempat melakukan kegiatan Magang Kerja Mahasiswa karena merupakan lembaga di lingkungan Kementerian Pertanian yang fokus pada penelitian, penyediaan dan pelestarian tanaman hortikultura dataran rendah. Objek magang dipilih atas dasar mahasiswa dapat mengaplikasikan kajian teoritis yang telah didapatkan dari kegiatan perkuliahan baik di kampus maupun di lapangan.
3.Tujuan
3.1.Tujuan umum
a.       Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan.
b.      Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di lapangan dan sekaligus berlatih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan yang sesuai dengan pekerjaan yang nanti akan ditekuni oleh mahasiswa bersangkutan.
c.       Menambah wawasan mahasiswa dalam bidang pertanian secara luas.

3.2.Tujuan khusus
Kegiatan Magang Kerja Mahasiswa ini bertujuan untuk mengetahui hasil budidaya  dua jenis  tanaman kedelai yang berproduksi lebih tinggi sehingga dijadikan benih unggulan.

4. Manfaat
            Manfaat Kegiatan Magang Kerja Mahasiswa mencakup manfaat bagi mahasiswa, Universitas Nusa Cendana dan KP Mojosari:
a.       Bagi Mahasiswa, adalah agar memperoleh tambahan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang nyata di lapangan terkait dengan tekhnik budidaya dan hasil produksi berbagai jenis tanaman kedelai.
b.      Bagi Universitas Nusa Cendana, adalah terjadinya jalinan kerja sama dengan beberapa perusahan atau kelompok tani atau instansi terkait dalam menyelenggarakan proses pembelajaran untuk mahasiswa.
c.       Bagi KP Mojosari, adalah terwujudnya kegiatan pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan magang mahasiswa dalam upaya desiminasi informasi atau pelayanan di bidang pertanian khususnya pengujian  daya hasil varietas kedelai yang berdaya hasil tinggi di lahan sawah.

BAB II
METODE KEGIATAN MAGANG KERJA MAHASISWA

1. Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilakukan di Kebun Percobaan Mojosari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur pada tanggal 2 Juli 2014 sampai dengan tanggal 24 Juli 2014.

2.Alat dan Bahan
            Alat yang digunakan dalam kegiatan magang antara lain : terpal, timbangan analitik, meter, karung dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah dua varietas tanaman kedelai yaitu varietas argomulyo dan anjasmara.

3. Materi Magang
            Materi yang dikaji selama melaksanakan kegiatan magang di KP Mojosari yaitu cara untuk mengetahui jenis kedelai yang berproduksi paling tinggi melalui cara tanam yang dilakukan.

4. Metode Magang
            Metode magang yang dilakukan meliputi beberapa kegiatan seperti diuraikan di bawah ini:
a.      Praktek
Praktek merupakan kegiatan inti selama magang, yaitu terlibat secara aktif untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan melihat hasil dari cara tanam, panen dan pasca panen kedua varietas tanaman kedelai yang berproduksi tinggi.

b.      Observasi di Lapangan
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati pertumbuhan kedua jenis tanaman kedelai.


c.       Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan dalam rangka mencari informasi tentang gambaran umum Kebun Percobaan Mojosari dan kegiatan-kegiatan teknik penanaman berbagai jenis kedelai untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi yang tahapan penanamannya tidak sempat diikuti karena waktu penempatan tanaman sudah dalam masa panen.

d.      Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh refrensi yang terkait dengan kegiatan teknik penanaman tanaman kedelai untuk mendapatkan hasil produksi tinggi, yang diperlukan dalam penulisan Laporan Kegiatan Magang. Refrensi diperoleh melalui media elektronik (internet), buku, laporan magang sebelumnya, dan hasil penelitian yang terkait dengan judul laporan magang.

BAB III
GAMBARAN UMUM KEBUN PERCOBAAN MOJOSARI

1. Sejarah Kebun Percobaan Mojosari
Kebun Percobaan Mojosari bernaung di bawah Balai Pengkajian Pertanian Jawa Timur Malang, ketinggiaya ± 28 m dpl pada 112,280  BT dan 7,300 LS. Luas perkebunan Mojosari 30,024 ha terdiri di sebelah selatan 20,79 ha dan sebelah utara 9,945 ha. Jenis tanah di KP Mojosari didominasi tanah regosol kelabu.
Kebun Percobaan Mojosari terletak 13 km dari Kabupaten Mojokerto dan 3 km dari Kecamatan Mojosari. Adapun nama-nama sebelumnya dari KP Mojosari adalah :
1.      Tahun 1937, bernama Land Bown Hendg De Buitenzerg (KP Mojosari Algemene Droef Station Van De Landbou).
2.      Tahun 1944, bernama Woozi Sisikenzyootyoo.
3.      Tahun 1952, bernama Balai Besar Penyelidikan Tekhnik Pertanian (BBPTP).
4.      Tahun 1951, bernama Lembaga Penelitian Ubi-Ubian dan Kacang-kacangan (LPUK).
5.      Tahun 1966, bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LPPP).
6.      Tahun 1968, bernama Perwakilan Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Jawa Timur.
7.      Tahun 1980, bernama Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.
8.      Tahun 1984, bernama Sub. Balai Penelitian Tanaman Pangan Mojosari.
9.      Tahun 1994, bernama Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mojosari (IPPTP).
10.  Tahun 2002, bernama Kebun Percobaan Mojosari (KP) BPTP Jawa Timur.



2. Tugas dan Fungsi Kebun Percobaan  Mojosari
Berdasarkan SK. Menteri Pertanian No.OT/210.054.2002 tanggal 23 Juli 2002, bahwa Kebun Percobaan Mojosari adalah bagian interal dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim di Malang.
Adapun tugas dan fungsi Kebun Percobaan Mojosari adalah sebagai berikut :
a.       Membantu melaksanakan penelitian dan pengkajian teknologi sistem usaha tani tanaman semusim dataran rendah.
b.      Menyediakan benih tanaman pangan hortikultura dataran rendah.
c.       Penyediaan modal sistem usaha tani atau percobaan rakitan tekhnologi produksi tanaman pangan dan hortikultura dataran rendah.
d.      Pelestarian materi plasmanutfah.
e.       Pelaksanaan urusan  tatausaha kebun percobaan.
Pelaksanaan pengawasan melekat di Unit Kerja KP Mojosari, mencakup bidang organisasi,  pengelolaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan pelayanan masyarakat. Di bidang organisasi, KP Mojosari merupakan salah satu instansi kerja di lingkup BPTP Jatim yang dipimpin oleh seorang kepala non struktural berdasarkan SK.Menteri Pertanian No. 124/Kpts/KP.430/3/95 tanggal 1 Maret 1995 dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPTP Jatim No. OT.210.506.5.207 tanggal 14 Juni 1995, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kebun Percobaan Mojosari, Pelaksanaan Tugas Pelayanan Teknik, Tatausaha, Pelaksanaan Kerjasama dan Informasi, Pelaksanaan Sarana Penelitian Kepegawaian dan Rumah Tangga, Keuangan dan Rencana Kerja.

3.                  Struktur Organisasi Kebun Percobaan Mojosari
a.      Tugas dan Fungsi Masing-Masing Pelaksanaan Tugas

1)      Kepala kebun mempunyai tugas secara menyeluruh.
2)      Pelaksana tugas tatausaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, dan penyiapan bahan rencana kerja serta rumah tangga Kebun Percobaan Mojosari.
3)      Pelaksana kepegawaian dan rumah tangga mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
4)      Pelaksana keuangan dan rencana kerja mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan penyiapan bahan rencana kerja.
5)      Pelaksana tugas pelayanan teknis mempuyai tugas melakukan pelayanan sarana teknik kegiatan penelitian dan pengkajian teknologi pertanian.
6)      Pelaksana kerjasama dan informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kerja sama penelitian dan pengkajian informasi hasil penelitian dan pengkajian.
7)      Pelaksana sarana mempunyai tugas melakukan penyiapan pendayagunaan dan pemeliharaan sarana teknik.
8)      Kelompok Peneliti mempunyai tugas melakukan penelitian pengkajian dan perakitan teknologi pertanian bidang tanaman pangan tepat guna spesifik lokasi Jawa Timur.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

            Pada saat penempatan di lokasi Kebun Percobaan Mojosari, kegiatan yang dilaksanakan sudah pada tahap panen dengan tahapan kegiatan yang di ikuti adalah seperti pada Tabel 1 seharusnya pekerjaan Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari meliputi beberapa kegiatan seperti pada table 1.

Tabel 1. Kegiatan Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill)   Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari yang seharusnya di ikuti dan yang diikuti selama kegiatan magang
No
Kegiatan Yang Tidak Di Ikuti Selama Magang
Kegiatan Yang Di Ikuti Selama Magang
1
Persiapan Lahan
-
2
Pemberian Pupuk Dasar di Lahan
-
3
Penanaman
-
4
Pemeliharaan
-
5
Pemanenan
Pemanenan

      Pada saat penempatan di lokasi magang, tanaman kedelai varietas Anjasmara sudah berumur 75 hst sedangkan Argomulyo 67 hst. Berikut tahapan kegiatan magang yang dapat saya lakukan, yaitu :
1.      Panen
Umur panen kedua varietas kedelai berbeda yaitu Varietas Argomulyo dipanen pada saat berumur  97 hst sedangkan Varietas Anjasmara dipanen pada saat tanaman berumur 88 hst. Ciri tanaman siap panen adalah daun tanaman sudah mulai menguning dan kulit buah terasa keras dan berwarna coklat. Cara panen adalah dengan memotong batang tanaman setinggi ± 20 cm dari permukaan tanah. Tanaman yang sudah dipotong langsung diangkut menggunakan motor dan langsung dijemur tanpa memisahkan buah, batang dan daun.

2.      Penjemuran Tahap I
Penjemuran tahap awal yaitu penjemuran tanaman kedelai yang masih utuh dimana batang dan daunnya belum dipisahkan. Hasil panen tidak  langsung dipipil tetapi  terlebih  dahulu  dijemur 2-3 hari  tergantung pada  intensitas  penyinaran  cahaya  matahari, hingga  polong pecah.

3.      Perontokan
Perontokan dilakukan menggunakan alat khusus rontok kedelai. Tujuannya yaitu memisahakan biji kedelai dengan batang, daun dan kulit buah kedelai. Setelah itu biji kedelai dijemur lagi.

4.      Penjemuran Tahap II
Penjemuran tahap kedua dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam biji kedelai serta menjaga kandungan protein dalam biji kedelai. Biji  yang baik untuk dijadikan benih adalah biji  yang mempunyai kadar air dibawah 13%.

5.      Pengemasan
Setelah semuanya dijemur hingga kering sempurna, biji kedelai dikemas dalam karung berkapasitas 20 kg lalu di simpan dalam gudang Kebun Percobaan Mojosari.
6.      Pengamatan

Adapun hasil pengamatan selama kegiatan magang Mengenai Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai Berdaya Hasil Tinggi Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari Jawa Timur. Perbedaan dari kedua varietas ini dapat dilihat pada table 2 berikut ini.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Dua Varietas Tanaman Kedelai
No
Tanggal
Varietas Tanaman Kedelai
Argomulyo
Anjasmoro
1



03-07-2014



-tanaman berumur 76 hst
-kulit buah keras dan berwarna coklat
-daun mulai menguning
-tinggi 53 cm
-siap panen

-tanaman berumur 68 hst
-kulit buah keras dan berwarna coklat
-daun menguning kecoklatan
-tinggi 62 cm
-siap panen
2

23-07-2014


-tanaman berumur 96 hst
-siap panen


-tanaman berumur 88 hst.
-panen
-penjemuran tahap 1
3

24-07-2014

-dipanen pada saat tanaman berumur  97 hst
-penjemuran tahap awal
-perontokan
-penjemuran tahap 2


4

25-07-2014

-perontokan
-penjemuran tahap kedua
-penjemuran ulang dikarenakan cuaca

5
26-07-2014
-penjemuran ulang, pengemasan dan diangkut ke dalam gudang.
-Pengemasan dan diangkut kedalam gudang.





BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari kegiatan yang dilakukan di KP Mojosari tentang Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Tanaman Kedelai (Glycine Max L. Merrill) Berdaya Hasil Tinggi pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari (BPTP) Jawa Timur mendapatkan data seperti pada tabel 3. Data yang berupa rata-rata diperoleh dari hasil penghitungan 2 sampel tanaman kedelai dan hasil ubinan masing-masing varietas tanaman kedelai.
Tabel 3.Rekapitulasi Data rata-rata Tanaman Kedelai di KP Mojosari
No
Parameter Yang Diamatai
Varietas

Anjasmara
Argomulyo
1
Tinggi Tanaman (Cm)
69,5
59,7
2
Jumlah cabang
3,0
3,2
3
Jumlah Buku produktif (buah)
9,6
10,2
4
Polong Isi (buah)
36,7
29,5
5
Polong hampa (buah)
1,4
0,8
6
Umur Berbunga (HST)
37
35
7
Masak Buah (HST)
85
83
8
Bobot 1000 butir (gr)
13
17,0
9
Bobot butir ubinan (gr)
3,0
2,8
10
Bobot Ha (Kg)
2176,0
1384,0
11
Bobot Brangkasan (Kg)
3,0
1,8
12
Bobot butir + Brangkasan
6,0
4,6

Dari data di atas diketahui hasil panen kedelai Anjasmara adalah yang paling tinggi, yaitu 2176 Kg ha-1. Dan yang paling kecil adalah Argomulyo, yaitu sebesar 1.384 Kg ha-1.
Tanaman kedelai varietas anjasmara memiliki hasil paling tinggi karena kedelai ini memiliki keunggulan antara lain : rata-rata tinggi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman kedelai argomulyo sebesar 69,5 cm, polong isi (buah) sebanyak 36,7 buah, polong hampa (buah) 1,4, Umur berbunga 37 hst, masak buah 85 hst, berat butir ubinan 3,0 Kg, Berat ha 2176 Kg, berat brangkasan 3,0 Kg dan berat butir + brangkasan 6,0 Kg. Sehingga kemugkinan hasil bijinya juga akan lebih banyak. Sedangakan tanaman kedelai varietas argomulyo hanya memiliki keunggulan pada jumlah cabang yaitu 3,2, jumlah buku produktif yaitu 10,2 buah dan berat 1000 butir mencapai 17,0 gr. Walaupun demikian argomulyo memiliki hasil paling rendah, sebab jumlah polongnya yang berbeda jauh yaitu hanya 29,5 buah.
Dalam budidaya kedelai di KP Mojosari, perlakuan yang diberikan pada kedua varietas adalah sama. Sehingga perbedaan hasil panen yang diperoleh adalah dipengaruhi oleh varietas dari masing-masing tanaman kedelai tersebut. Misalnya sifat-sifat yang dimilki tanaman kedelai. Semua varietas memilki ciri atau sifat yang berbeda antara lain tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku produktif, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, umur berbunga dan berat masak buah.
Selain varietas itu sendiri yang mempengaruhi hasil panen, lingkungan juga akan sangat berpengaruh. Pada saat hujan,  kebutuhan air akan sangat berbeda bagi varietas tanaman kedelai yang memiliki umur berbunga yang berbeda. Mungkin hal ini kurang berpengaruh terhadap hasil. Hal lain yang lebih berpengaruh adalah masak buah yang berbeda. Jika masak buah pada varietas kedelai berbeda, maka pemanenannya tentu juga akan berbeda. Hasilnya juga tentu akan berbeda pada pemanenan yang terlalu banyak terkena hujan dengan pemanenan pada kondisi yang normal.





BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Tanaman kedelai varietas Anjasmara memiliki hasil paling tinggi karena kedelai ini memiliki keunggulan antara lain : rata-rata tinggi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman kedelai argomulyo sebesar 69,5 cm, polong isi (buah) sebanyak 36,7 buah, polong hampa (buah) 1,4, Umur berbunga 37 hst, masak buah 85 hst, berat butir ubinan 3,0 Kg, Berat ha 2176,0 Kg, berat brangkasan 3,0 Kg dan berat butir + brangkasan 6,0 Kg. Sehingga kemungkinan hasil bijinya juga akan lebih banyak. Sedangakan tanaman kedelai varietas argomulyo hanya memiliki keunggulan pada jumlah cabang yaitu 3,2, jumlah buku produktif yaitu 10,2 buah dan berat 1000 butir mencapai 17,0 gr. Walaupun demikian argomulyo memiliki hasil paling rendah, sebab jumlah polongnya yang berbeda jauh yaitu hanya 29,5 buah.

2.      Saran
a.       Perlu perancangan yang lebih terarah atau pengamatan secara kuantitatif sehingga hasil kegiatan lebih obyektif dan dapat di perbandingkan dengan tepat.
b.      Perlu adanya perhatian yang lebih serius terhadap kegiatan magang yang akan datang sehingga magang pada tahun yang akan datang lebih baik lagi.








DAFTAR PUSTAKA
Adie, M.M dan A. Krisnawati. 2007. Peluang Peningkatan Kualitas Biji Kedelai.
Badan Pusat Statistik. 2013. Produktifitas Tanaman Kedelai Tahun 2012-2013.
Fachruddin, L. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Penerbit Kanisius,Yogyakarta.
Hidayat, O. D. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal 73-86. Dalam S.Somaatmadja
et al. (Eds.). Puslitbangtan. Bogor.
Irwan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Jurusan Budidaya
Pertanian Universitas Padjajaran, Jatinangor.
Koswara,S. 1992. Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan Makanan Bermutu. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.
Prosiding. Risalah Seminar. 23 November 2008. Badan Litbang Pertanian. Hal 216-230.
Rukmana, S. K. dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai, Budidaya Pasca Panen. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.Hal l 1- 92.
Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai Dan Cara Bercocok Tanamnya. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan. Buletin Teknik. Hal 6-53.
Suprapto, H. 1998. Bertanam Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta.