LAPORAN
MAGANG/KULIAH KERJA PROFESI
UJI DAYA HASIL BEBERAPA
VARIETAS KEDELAI (Glycine max L.
Merrill) BERDAYA HASIL TINGGI PADA LAHAN SAWAH DI KEBUN PERCOBAAN MOJOSARI
(BPTP) JAWA TIMUR
Oleh:
AMRAN FASAB
JAMIL ASAR IMANG
NIM.1104062007
KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NUSA
CENDANA
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI
KUPANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Kegiatan
Magang Kerja Mahasiswa adalah salah satu Matakuliah berupa kegiatan akademik
yang pelaksanaannya dilakukan di luar kampus. Magang merupakan salah satu mata
kuliah prasyarat dalam menyelasaikan Program S1 Agroteknologi Fakultas
Pertanian, Universitas Nusa Cendana. Kegiatan magang, diharapkan dapat menambah
wawasan dan melatih ketanggapan mahasiswa dalam mencermati masalah-masalah yang
terjadi di lapangan. Keilmuan yang dimiliki mahasiswa diharapkan dapat diaplikasikan
dalam rangka mencari solusinya, sehingga dapat menambah pengalaman mahasiswa
dalam melaksanakan kegiatan di lapangan. Dengan demikian, mahasiswa yang telah
menjalani kegiatan magang diharapkan memiliki bekal dan pengalaman untuk
menghadapi fakta dunia kerja yang terdapat di masyarakat pada kondisi yang
sebenarnya.
Kebun
Percobaan Mojosari merupakan salah satu instasi kerja dilingkup BPTP Jawa Timur
yang fokus pada penelitian, penyediaan benih, pengembangan dan pelestarian
pangan hortikultura. Penelitian yang dilaksanakan tidak terlepas dari
prinsipi-prinsip pertanian, sehingga dalam penyelengaraan pendidikan tinggi
bagi mahasiswa pertanian, KP Mojosari merupakan lembaga yang tepat untuk
menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa melalui kegiatan
magang. Ada beberapa varietas komoditas utama di KP Mojosari yang merupakan
mandat dari pemerintah antara lain adalah kedelai, padi, dan jagung.
Di
Indonesia, kedelai menjadi sumber protein nabati utama, meskipun Indonesia
harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Kebutuhan kedelai di
Indonesia cukup tinggi yang menyebabkan permintaan terhadap produksi kedelai
meningkat pesat seiring dengan bertumbuhnya industri yang memerlukan bahan baku
kedelai. Dilain pihak, produksi kedelai dalam negeri baik melalui perluasan
tanaman maupun peningkatan produktivitas tanaman belum dapat mengimbangi
pertumbuhan.
Budidaya
kedelai di Indonesia yang ada di lahan sawah setelah padi menempati areal cukup
luas (58%) dan memberikan sumbangan terbesar terhadap pemenuhan kebutuhan
kedelai nasioal. Permintaan kedelai nasional terus meningkat setiap tahun,
yaitu 750 ribu ton pada tahun 1980 menjadi 2.333 juta ton tahun 1990 dan
permintaan tahun 2005 diperkirakan mencapai 6.110 juta ton. Permintaan akan
kedelai diperkirakan akan terus meningkat sampai tahun 2018 (Darman, dkk.2002).
Besarnya permintaan kedelai ini belum dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan
produksi dalam negeri, sehingga harus mengimport dari luar negeri. Oleh karena
itu, upaya peningkatan produksi kedelai baik dengan cara intensifikasi dan
ektensifikasi harus terus dilakukan, untuk mengurangi ketergantungan pada
kedelai import.
Saat
ini banyak varietas kedelai unggul hasil pemuliaan yang dilepas untuk
dikembangkan. Diantara varietas unggul baru tersebut adalah Argumulyo dan
Anjasmoro. Namun umumnya stabilitas hasil dari suatu varietas baru sangat
bervariasi, hal ini karena proses terbentuknya suatu varietas baru relatif
singkat, yaitu perlakuan pengkajian lapang/uji multilokasi galur oleh seorang
pemulia untuk tanaman semusim hanya 20 kali, yakni 10 kali pada musim hujan dan
10 kali pada musim kering.
Sementara
varietas kedelai yang unggul untuk suatu daerah belum tentu menunjukan
keunggulan yang sama di daerah lain, karena faktor perbedaan iklim, topografi
dan cara tanam, sebagaimana kita ketahui bahwa di Indonesia agroekologinya
sangat beragam. Maka untuk mengetahui keunggulan dan adaptasi varietas baru
terhadap lingkungan, serta mendapatkan informasi varietas yang produktifitasnya
tinggi, dan sebagai bahan rekomendasi varietas spesifik lokasi, maka perlu
dilakukan penelitian uji potensi hasil beberapa varietas unggul baru tanaman
kedelai.
Berdasarkan
kegiatan pengujian dan pengamatan yang dilakukan tentang keragaman agronomis
varietas unggul baru kedelai, bahwa daya hasil kedelai varietas Anjasmara yang
paling tinggi dibandingkan varietas unggul Argomulyo, meskipun varietas unggul
Argomulyo umur panennya lebih cepat. Untuk meningkatkan hasil kedelai maka
perlu pengembangan tekhnik budidaya serta berbagai jenis baru yang perlu diuji
kualitas dan hasilnya. Dengan melihat kondisi tersebut, maka perlu dilakukannya
uji daya hasil beberapa varietas kedelai berdaya hasil tinggi di lahan sawah di
Kebun Percobaan Mojosari (BPTP) Jawa Timur untuk mengetahui hasil panen dan
kualitas kedelai yang baik.
2. Alasan Pemilihan Objek Magang
Kebun
Percobaan Mojosari dipilih sebagai tempat melakukan kegiatan Magang Kerja
Mahasiswa karena merupakan lembaga di lingkungan Kementerian Pertanian yang
fokus pada penelitian, penyediaan dan pelestarian tanaman hortikultura dataran
rendah. Objek magang dipilih atas dasar mahasiswa dapat mengaplikasikan kajian
teoritis yang telah didapatkan dari kegiatan perkuliahan baik di kampus maupun
di lapangan.
3.Tujuan
3.1.Tujuan
umum
a.
Menerapkan
ilmu pengetahuan yang didapat selama perkuliahan dalam bentuk Praktek Kerja
Lapangan.
b.
Melatih
mahasiswa untuk bekerja mandiri di lapangan dan sekaligus berlatih menyesuaikan
diri dengan kondisi lapangan yang sesuai dengan pekerjaan yang nanti akan
ditekuni oleh mahasiswa bersangkutan.
c.
Menambah
wawasan mahasiswa dalam bidang pertanian secara luas.
3.2.Tujuan
khusus
Kegiatan
Magang Kerja Mahasiswa ini bertujuan untuk mengetahui hasil
budidaya dua jenis tanaman kedelai yang berproduksi lebih tinggi
sehingga dijadikan benih unggulan.
4.
Manfaat
Manfaat
Kegiatan Magang Kerja Mahasiswa mencakup manfaat bagi mahasiswa, Universitas
Nusa Cendana dan KP Mojosari:
a. Bagi Mahasiswa, adalah agar memperoleh tambahan pengalaman, pengetahuan
dan keterampilan yang nyata di lapangan terkait dengan tekhnik
budidaya dan hasil produksi berbagai jenis tanaman kedelai.
b. Bagi
Universitas Nusa Cendana, adalah terjadinya jalinan kerja sama dengan beberapa perusahan
atau kelompok tani atau instansi terkait dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran untuk mahasiswa.
c. Bagi
KP Mojosari, adalah terwujudnya kegiatan pelayanan kepada masyarakat termasuk
pelayanan magang mahasiswa dalam upaya desiminasi informasi atau pelayanan di
bidang pertanian khususnya pengujian
daya hasil varietas kedelai yang berdaya hasil tinggi di lahan sawah.
BAB II
METODE KEGIATAN
MAGANG KERJA MAHASISWA
1.
Waktu dan Tempat
Kegiatan
magang dilakukan di Kebun Percobaan Mojosari Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian (BPTP) Jawa Timur pada tanggal 2 Juli 2014 sampai dengan tanggal 24 Juli
2014.
2.Alat dan Bahan
Alat
yang digunakan dalam kegiatan magang antara lain : terpal, timbangan analitik,
meter, karung dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah dua varietas tanaman
kedelai yaitu varietas argomulyo dan anjasmara.
3. Materi Magang
Materi
yang dikaji selama melaksanakan kegiatan magang di KP Mojosari yaitu cara untuk
mengetahui jenis kedelai yang berproduksi paling tinggi melalui cara tanam yang
dilakukan.
4. Metode Magang
Metode
magang yang dilakukan meliputi beberapa kegiatan seperti diuraikan di bawah
ini:
a.
Praktek
Praktek merupakan kegiatan inti selama magang, yaitu
terlibat secara aktif untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan
melihat hasil dari cara tanam, panen dan pasca panen kedua varietas tanaman
kedelai yang berproduksi tinggi.
b. Observasi di Lapangan
Kegiatan
observasi dilakukan untuk mengamati pertumbuhan kedua jenis tanaman kedelai.
c.
Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan dalam rangka mencari
informasi tentang gambaran umum Kebun Percobaan Mojosari dan kegiatan-kegiatan
teknik penanaman berbagai jenis kedelai untuk mendapatkan hasil produksi yang
tinggi yang tahapan penanamannya tidak sempat diikuti karena waktu penempatan
tanaman sudah dalam masa panen.
d.
Studi
Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh refrensi
yang terkait dengan kegiatan teknik penanaman tanaman kedelai untuk mendapatkan
hasil produksi tinggi, yang diperlukan dalam penulisan Laporan Kegiatan Magang.
Refrensi diperoleh melalui media elektronik (internet), buku, laporan magang
sebelumnya, dan hasil penelitian yang terkait dengan judul laporan magang.
BAB III
GAMBARAN UMUM KEBUN PERCOBAAN
MOJOSARI
1.
Sejarah Kebun Percobaan Mojosari
Kebun Percobaan Mojosari bernaung
di bawah Balai Pengkajian Pertanian Jawa Timur Malang, ketinggiaya ± 28 m dpl
pada 112,280 BT dan 7,300
LS. Luas perkebunan Mojosari 30,024 ha terdiri di sebelah selatan 20,79
ha dan sebelah utara 9,945 ha. Jenis tanah di KP Mojosari didominasi tanah
regosol kelabu.
Kebun Percobaan Mojosari terletak
13 km dari Kabupaten Mojokerto dan 3 km dari Kecamatan Mojosari. Adapun
nama-nama sebelumnya dari KP Mojosari adalah :
1. Tahun
1937, bernama Land Bown Hendg De
Buitenzerg (KP Mojosari Algemene
Droef Station Van De Landbou).
2.
Tahun 1944, bernama Woozi Sisikenzyootyoo.
3. Tahun
1952, bernama Balai Besar Penyelidikan Tekhnik Pertanian (BBPTP).
4. Tahun
1951, bernama Lembaga Penelitian Ubi-Ubian dan Kacang-kacangan (LPUK).
5. Tahun
1966, bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LPPP).
6. Tahun
1968, bernama Perwakilan Lembaga Pusat Penelitian Pertanian Jawa Timur.
7. Tahun
1980, bernama Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang.
8. Tahun
1984, bernama Sub. Balai Penelitian Tanaman Pangan Mojosari.
9. Tahun
1994, bernama Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Mojosari
(IPPTP).
10. Tahun
2002, bernama Kebun Percobaan Mojosari (KP) BPTP Jawa Timur.
2.
Tugas dan Fungsi Kebun Percobaan Mojosari
Berdasarkan SK. Menteri Pertanian
No.OT/210.054.2002 tanggal 23 Juli 2002, bahwa Kebun Percobaan Mojosari adalah
bagian interal dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jatim di
Malang.
Adapun tugas dan fungsi Kebun
Percobaan Mojosari adalah sebagai berikut :
a. Membantu
melaksanakan penelitian dan pengkajian teknologi sistem usaha tani tanaman
semusim dataran rendah.
b. Menyediakan
benih tanaman pangan hortikultura dataran rendah.
c. Penyediaan
modal sistem usaha tani atau percobaan rakitan tekhnologi produksi tanaman
pangan dan hortikultura dataran rendah.
d. Pelestarian
materi plasmanutfah.
e.
Pelaksanaan urusan tatausaha kebun percobaan.
Pelaksanaan pengawasan melekat di
Unit Kerja KP Mojosari, mencakup bidang organisasi, pengelolaan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan
dan pelayanan masyarakat. Di bidang organisasi, KP Mojosari merupakan salah
satu instansi kerja di lingkup BPTP Jatim yang dipimpin oleh seorang kepala non
struktural berdasarkan SK.Menteri Pertanian No. 124/Kpts/KP.430/3/95 tanggal 1
Maret 1995 dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPTP Jatim No.
OT.210.506.5.207 tanggal 14 Juni 1995, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kebun
Percobaan Mojosari, Pelaksanaan Tugas Pelayanan Teknik, Tatausaha, Pelaksanaan
Kerjasama dan Informasi, Pelaksanaan Sarana Penelitian Kepegawaian dan Rumah Tangga,
Keuangan dan Rencana Kerja.
3.
Struktur
Organisasi Kebun Percobaan Mojosari
a. Tugas dan Fungsi Masing-Masing
Pelaksanaan Tugas
1)
Kepala kebun mempunyai tugas secara
menyeluruh.
2)
Pelaksana tugas tatausaha mempunyai
tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, dan penyiapan bahan rencana kerja
serta rumah tangga Kebun Percobaan Mojosari.
3)
Pelaksana kepegawaian dan rumah tangga
mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, rumah
tangga dan perlengkapan.
4)
Pelaksana keuangan dan rencana kerja
mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan penyiapan bahan rencana kerja.
5)
Pelaksana tugas pelayanan teknis
mempuyai tugas melakukan pelayanan sarana teknik kegiatan penelitian dan
pengkajian teknologi pertanian.
6)
Pelaksana kerjasama dan informasi
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kerja sama penelitian dan pengkajian
informasi hasil penelitian dan pengkajian.
7)
Pelaksana sarana mempunyai tugas
melakukan penyiapan pendayagunaan dan pemeliharaan sarana teknik.
8)
Kelompok Peneliti mempunyai tugas
melakukan penelitian pengkajian dan perakitan teknologi pertanian bidang
tanaman pangan tepat guna spesifik lokasi Jawa Timur.
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
MAGANG
Pada saat
penempatan di lokasi Kebun Percobaan Mojosari, kegiatan yang dilaksanakan sudah
pada tahap panen dengan tahapan kegiatan yang di ikuti adalah seperti pada
Tabel 1 seharusnya pekerjaan Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine max L. Merill) Berdaya Hasil
Tinggi Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari meliputi beberapa kegiatan
seperti pada table 1.
Tabel 1. Kegiatan Uji
Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai (Glycine
max L. Merill) Berdaya Hasil Tinggi
Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari yang seharusnya di ikuti dan yang
diikuti selama kegiatan magang
No
|
Kegiatan Yang Tidak Di Ikuti
Selama Magang
|
Kegiatan Yang Di Ikuti Selama
Magang
|
1
|
Persiapan Lahan
|
-
|
2
|
Pemberian Pupuk Dasar
di Lahan
|
-
|
3
|
Penanaman
|
-
|
4
|
Pemeliharaan
|
-
|
5
|
Pemanenan
|
Pemanenan
|
Pada
saat penempatan di lokasi magang, tanaman kedelai varietas Anjasmara sudah
berumur 75 hst sedangkan Argomulyo 67 hst. Berikut tahapan kegiatan magang yang
dapat saya lakukan, yaitu :
1.
Panen
Umur
panen kedua varietas kedelai berbeda yaitu Varietas Argomulyo dipanen pada saat
berumur 97 hst sedangkan Varietas Anjasmara
dipanen pada saat tanaman berumur 88 hst. Ciri tanaman siap panen adalah daun
tanaman sudah mulai menguning dan kulit buah terasa keras dan berwarna coklat. Cara
panen adalah dengan memotong batang tanaman setinggi ± 20 cm dari permukaan
tanah. Tanaman yang sudah dipotong langsung diangkut menggunakan motor dan
langsung dijemur tanpa memisahkan buah, batang dan daun.
2.
Penjemuran
Tahap I
Penjemuran
tahap awal yaitu penjemuran tanaman kedelai yang masih utuh dimana batang dan
daunnya belum dipisahkan. Hasil panen tidak
langsung dipipil tetapi
terlebih dahulu dijemur 2-3 hari tergantung pada intensitas
penyinaran cahaya matahari, hingga polong pecah.
3.
Perontokan
Perontokan
dilakukan menggunakan alat khusus rontok kedelai. Tujuannya yaitu memisahakan
biji kedelai dengan batang, daun dan kulit buah kedelai. Setelah itu biji
kedelai dijemur lagi.
4.
Penjemuran
Tahap II
Penjemuran
tahap kedua dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam biji kedelai serta
menjaga kandungan protein dalam biji kedelai. Biji yang baik untuk dijadikan benih adalah
biji yang mempunyai kadar air dibawah
13%.
5.
Pengemasan
Setelah semuanya dijemur hingga
kering sempurna, biji kedelai dikemas dalam karung berkapasitas 20 kg lalu di
simpan dalam gudang Kebun Percobaan Mojosari.
6.
Pengamatan
Adapun hasil pengamatan selama
kegiatan magang Mengenai Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Kedelai Berdaya Hasil
Tinggi Pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari Jawa Timur. Perbedaan dari
kedua varietas ini dapat dilihat pada table 2 berikut ini.
Tabel
2. Hasil Pengamatan Dua Varietas Tanaman Kedelai
No
|
Tanggal
|
Varietas Tanaman Kedelai
|
|
Argomulyo
|
Anjasmoro
|
||
1
|
03-07-2014
|
-tanaman berumur 76 hst
-kulit buah keras dan berwarna coklat
-daun mulai menguning
-tinggi 53 cm
-siap panen
|
-tanaman berumur 68 hst
-kulit buah keras dan berwarna coklat
-daun menguning kecoklatan
-tinggi 62 cm
-siap panen
|
2
|
23-07-2014
|
-tanaman berumur 96 hst
-siap panen
|
-tanaman berumur 88 hst.
-panen
-penjemuran tahap 1
|
3
|
24-07-2014
|
-dipanen pada saat tanaman berumur 97 hst
-penjemuran tahap awal
|
-perontokan
-penjemuran tahap 2
|
4
|
25-07-2014
|
-perontokan
-penjemuran tahap kedua
|
-penjemuran ulang dikarenakan cuaca
|
5
|
26-07-2014
|
-penjemuran ulang, pengemasan dan
diangkut ke dalam gudang.
|
-Pengemasan dan diangkut kedalam gudang.
|
BAB
V
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Dari kegiatan
yang dilakukan di KP Mojosari tentang Uji Daya Hasil Beberapa Varietas Tanaman
Kedelai (Glycine Max L. Merrill)
Berdaya Hasil Tinggi pada Lahan Sawah di Kebun Percobaan Mojosari (BPTP) Jawa
Timur mendapatkan data seperti pada tabel 3. Data yang berupa rata-rata diperoleh
dari hasil penghitungan 2 sampel tanaman kedelai dan hasil ubinan masing-masing
varietas tanaman kedelai.
Tabel 3.Rekapitulasi Data rata-rata
Tanaman Kedelai di KP Mojosari
No
|
Parameter Yang Diamatai
|
Varietas
|
|
Anjasmara
|
Argomulyo
|
||
1
|
Tinggi
Tanaman (Cm)
|
69,5
|
59,7
|
2
|
Jumlah
cabang
|
3,0
|
3,2
|
3
|
Jumlah
Buku produktif (buah)
|
9,6
|
10,2
|
4
|
Polong
Isi (buah)
|
36,7
|
29,5
|
5
|
Polong
hampa (buah)
|
1,4
|
0,8
|
6
|
Umur
Berbunga (HST)
|
37
|
35
|
7
|
Masak
Buah (HST)
|
85
|
83
|
8
|
Bobot
1000 butir (gr)
|
13
|
17,0
|
9
|
Bobot butir
ubinan (gr)
|
3,0
|
2,8
|
10
|
Bobot Ha
(Kg)
|
2176,0
|
1384,0
|
11
|
Bobot Brangkasan
(Kg)
|
3,0
|
1,8
|
12
|
Bobot butir
+ Brangkasan
|
6,0
|
4,6
|
Dari data di atas diketahui hasil
panen kedelai Anjasmara adalah yang paling tinggi, yaitu 2176 Kg ha-1.
Dan yang paling kecil adalah Argomulyo, yaitu sebesar 1.384 Kg ha-1.
Tanaman kedelai varietas anjasmara
memiliki hasil paling tinggi karena kedelai ini memiliki keunggulan antara lain
: rata-rata tinggi tanaman yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan tanaman
kedelai argomulyo sebesar 69,5 cm, polong isi (buah) sebanyak 36,7 buah, polong
hampa (buah) 1,4, Umur berbunga 37 hst, masak buah 85 hst, berat butir ubinan
3,0 Kg, Berat ha 2176 Kg, berat brangkasan 3,0 Kg dan berat butir + brangkasan
6,0 Kg. Sehingga kemugkinan hasil bijinya juga akan lebih banyak. Sedangakan
tanaman kedelai varietas argomulyo hanya memiliki keunggulan pada jumlah cabang
yaitu 3,2, jumlah buku produktif yaitu 10,2 buah dan berat 1000 butir mencapai
17,0 gr. Walaupun demikian argomulyo memiliki hasil paling rendah, sebab jumlah
polongnya yang berbeda jauh yaitu hanya 29,5 buah.
Dalam budidaya kedelai di KP
Mojosari, perlakuan yang diberikan pada kedua varietas adalah sama. Sehingga
perbedaan hasil panen yang diperoleh adalah dipengaruhi oleh varietas dari
masing-masing tanaman kedelai tersebut. Misalnya sifat-sifat yang dimilki
tanaman kedelai. Semua varietas memilki ciri atau sifat yang berbeda antara
lain tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah buku produktif, jumlah polong isi, jumlah
polong hampa, umur berbunga dan berat masak buah.
Selain varietas itu sendiri yang
mempengaruhi hasil panen, lingkungan juga akan sangat berpengaruh. Pada saat
hujan, kebutuhan air akan sangat berbeda
bagi varietas tanaman kedelai yang memiliki umur berbunga yang berbeda. Mungkin
hal ini kurang berpengaruh terhadap hasil. Hal lain yang lebih berpengaruh
adalah masak buah yang berbeda. Jika masak buah pada varietas kedelai berbeda, maka
pemanenannya tentu juga akan berbeda. Hasilnya juga tentu akan berbeda pada
pemanenan yang terlalu banyak terkena hujan dengan pemanenan pada kondisi yang
normal.
BAB
VI
PENUTUP
1.
Kesimpulan.
Tanaman
kedelai varietas Anjasmara memiliki hasil paling tinggi karena kedelai ini
memiliki keunggulan antara lain : rata-rata tinggi tanaman yang lebih tinggi
jika dibandingkan dengan tanaman kedelai argomulyo sebesar 69,5 cm, polong isi
(buah) sebanyak 36,7 buah, polong hampa (buah) 1,4, Umur berbunga 37 hst, masak
buah 85 hst, berat butir ubinan 3,0 Kg, Berat ha 2176,0 Kg, berat brangkasan
3,0 Kg dan berat butir + brangkasan 6,0 Kg. Sehingga kemungkinan hasil bijinya
juga akan lebih banyak. Sedangakan tanaman kedelai varietas argomulyo hanya
memiliki keunggulan pada jumlah cabang yaitu 3,2, jumlah buku produktif yaitu
10,2 buah dan berat 1000 butir mencapai 17,0 gr. Walaupun demikian argomulyo
memiliki hasil paling rendah, sebab jumlah polongnya yang berbeda jauh yaitu
hanya 29,5 buah.
2. Saran
a.
Perlu perancangan yang lebih terarah
atau pengamatan secara kuantitatif sehingga hasil kegiatan lebih obyektif dan
dapat di perbandingkan dengan tepat.
b.
Perlu adanya perhatian yang lebih serius
terhadap kegiatan magang yang akan datang sehingga magang pada tahun yang akan
datang lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Adie, M.M dan A.
Krisnawati. 2007. Peluang Peningkatan
Kualitas Biji Kedelai.
Badan Pusat
Statistik. 2013. Produktifitas Tanaman
Kedelai Tahun 2012-2013.
Fachruddin, L.
2000. Budidaya Kacang-kacangan.
Penerbit Kanisius,Yogyakarta.
Hidayat, O. D.
1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Hal
73-86. Dalam S.Somaatmadja
et al.
(Eds.). Puslitbangtan. Bogor.
Irwan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai (Glycine max L.). Jurusan Budidaya
Pertanian
Universitas Padjajaran, Jatinangor.
Koswara,S. 1992.
Teknologi Pengolahan Kedelai Menjadikan
Makanan Bermutu. Pustaka
Sinar
Harapan. Jakarta.
Prosiding.
Risalah Seminar. 23 November 2008. Badan Litbang Pertanian. Hal 216-230.
Rukmana, S. K.
dan Y. Yuniarsih. 1996. Kedelai, Budidaya
Pasca Panen. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.Hal
l 1- 92.
Sumarno dan
Harnoto. 1983. Kedelai Dan Cara Bercocok
Tanamnya. Pusat Penelitian
dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Buletin Teknik. Hal 6-53.
Suprapto, H.
1998. Bertanam Kedelai. Penebar
Swadaya. Jakarta.